Guru yang Multiperan, Baik dan Perhatian

 


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kali ini, saya akan sedikit Flashback tentang riwayat sekolah saya pada waktu saya duduk dibangku SMK Negeri 2 Dumai dan saya akan berbagi cerita kepada teman-teman semua, sahabat/i Surya Punya Cerita serta para pembaca story blog saya kali ini. Saya akan menceritakan sosok yang hadir dalam hidup saya yang menurut saya sangat membawa pengaruh besar dalam hidup saya. Beliau bernama Ibu Sri Widya Astuti, S.T, kerap dipanggil Umi Widya. Beliau adalah motivator saya selama saya duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan. Pada saat itu, saya mengambil jurusan Teknik Kimia Industri yang mana pada angkatan saya jurusan tersebut masih sangat baru dan saya angkatan pertama yang menduduki pada jurusan Teknik Kimia Industri di SMK Negeri 2 Dumai pada tahun 2019 dan kebetulan pada saat itu, Umi Widya adalah guru kepala kejuruan di jurusan yang saya ambil.

Suatu hari, saya dan teman-teman saya melakukan kegiatan Ospek yang diadakan 3 hari di gedung aula sekolah yang diberi nama Tun Sri Lanang. Aula tersebut sangat luas dan lebar. Pada saat itu, kami semua dikumpulkan didalam satu aula dengan berbagai macam jenis manusia dan calon-calon cikal bakal siswa yang nantinya bakalan beranjak untuk menduduki bangku SMK. Diselang waktu dan kegiatan lebih tepatnya pada waktu masuk adzan dzuhur, saya ditunjuk oleh guru yang tadinya saya tidak sama sekali mengenal lebih dekat, asing bahkan saya sendiri juga tidak tahu bahwasanya dialah yang bakalan menjadi guru pembimbing, serta yang mengajari saya pada bidang yang saya tempuh. Siapa lagi kalau bukan Umi Sri Widya Astuti. Beliau meminta kepada saya agar saya dapat menyuarakan lantunan adzan di dalam aula tersebut dan saya sangat merespect atas permintaannya. Tanpa disadari, beliau sendiri telah memberikan saya pengajaran untuk terampil sejak awal, bahkan saya juga tidak menyadari bahwa pada pertemuan pertama saya dengannya, sudah memberikan suatu koneksi yang tidak diduga-duga antara seorang guru yang akan mengajari saya selama 3 tahun lamanya.

Seiring berjalannya waktu, saya sudah berada dikelas dan bertemu dengan teman-teman sekerabat yang saya tidak kenal dan lagi-lagi saya bertemu dengan beliau sosok guru yang saya hormati pada saat itu. Awalnya saya tidak sadar, kalau beliau adalah guru kepala kejuruan saya. Maka saya sangat bersyukur bisa dibimbing oleh beliau dan diberikan pengajaran tentang Teknik Kimia Industri. Pada saat itu, saya merasa inilah yang menjadi awal mula saya berkembang juga mengasah ilmu dan keterampilan yang saya punya khususnya dalam bidang agama. Kemudian, saya dan teman-teman saya melakukan kegiatan pengenalan didalam kelas, saling berkoneksi, berkomunikasi satu sama lain, baik dari wali kelas, guru kejuruan maupun siswa lainnya. Kami dihimbau dan dibimbing oleh beberapa guru yang ada pada setiap jurusan. Jurusan saya yaitu Kimia Industri, memiliki 1 Wali kelas, 1 kepala Kejuruan dan 2 lagi guru pada bidang studi yang bersangkutan tentang program kejuruan. Namun, hal itu lebih dominan kepada guru kepala kejuruan. Karena sangat mempengaruhi dalam perkembangan proses yang kami jalani baik secara akhlak, ilmu, karakter semua lebih dominan kepadanya yaitu Umi Widya. Beliau sangat menekankan kepada saya dan teman-teman saya untuk selalu bersikap disiplin waktu. Tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa dan memanfaatkan waktu yang ada dengan hal-hal positif seperti membaca, berolahraga, menghafal al-qur’an dan lain sebagainya.

Umi Widya adalah sosok yang sabar namun tegas dan beliau sangat segani oleh siswa maupun siswi di SMK Negeri 2 Dumai, termasuk saya. Beliau terkenal dengan backgroundnya yang islami serta syar’i. Karena, beliau selalu menetapkan atau memberikan pengajaran kepada siswa/siswi untuk senantiasa berakhlakul karimah, mengedepankan adab, disiplin waktu, ilmu, dan sopan santun terhadap guru. Selain itu, beliau juga membimbing kami tidak hanya kepada ilmu dunia meskipun bidangnya adalah sarjana teknik, namun beliau juga memiliki pemahaman agama yang luas. Selain dari guru SMK Negeri 2 Dumai, beliau juga merupakan salah satu pengurus di salah satu sekolah menegah pertama sesuai dengan jabatan yang didudukinya dan beliau juga kerap dipanggil ustadzah.

Pada tahun 2020, saya dituntun oleh Umi Widya untuk mengasah keahlian saya yaitu beliau telah melihat kemampuan yang saya punya dalam melantunkan suara yang menurutnya saya pantas untuk ikut ajang lomba nasyid. Beliau sangat merekomendasikan hal itu kepada saya, untuk bisa gabung ke program kegiatan nasyid yang kebetulan pada saat itu akan diadakannya lomba nasyid tingkat sekolah. Jauh sebelum adanya Covid-19, yang pada saat itu masih digemparkan dengan kondisi cuaca yang kabut selama beberapa pekan lamanya yang menutupi langit kota Dumai dan menyebabkan kebanyakan orang menjadi batuk, pilek bahkan sampai demam.  Pada saat itulah, saya diminta untuk mengikuti lomba yang diadakan di SMA Negeri 1 Dumai tepatnya di bukit jin dalam ajang Gema Muharram atau menyambut 1 Muharram dengan diadakannya perlombaan-perlombaan, seperti nasyid, syarhil, tahfidz Qur’an, voli, dan lain sebagainya. Dan saya mengikuti lomba Nasyid dengan dorongan oleh Umi Widya yang langsung memberikan motivasi kepada saya serta menjelaskan kepada pembimbing nasyid saya bahwa saya akan ikut serta dalam perlombaan tersebut. Tidak hanya itu, pada tahun 2022 saya juga mengikuti perlombaan salah satu kampus di Riau, Pekanbaru yaitu UIN Suska. Yang mana pada saat itu saya dan rekan nasyid saya mengikuti perlombaan tersebut dalam waktu satu hari alias pulang hari dan alhamdulillah hasilnya juara 3 se-kabupaten dengan bawa nama sekolah.



Dari hal tersebut, saya sudah memiliki pengalaman baru yang mungkin sampai saat ini saya tidak akan melupakannya. Perjuangan yang saya jalani selama beberapa lamanya untuk bisa berproses untuk bisa mengimbangi abang-abang senior dalam ajang nasyid itu, sangatlah terbayarkan. Tidak mudah rasanya bisa sampai pada titik itu, apabila tidak ada dorongan dari seseorang yang kemudian bisa membuat diri kita seakan-akan termotivasi atas sugesti yang telah diberikan. Awalnya saya meragukan itu semua, namun dengan keyakinan dan tekat, maka semua itu bisa dijalani dengan baik dan sempurna. Walaupun hasil tidak maksimal, akan tetapi bagi saya itu adalah salah satu langkah awal yang baik menuju langkah berikutnya untuk bisa menjadi lebih baik. Allah sangat adil dalam mempertemukan saya dengan orang-orang yang tepat seperti Umi Widya. Tidak hanya ilmu, tetapi mental, karakter, pengembangan kita juga dibimbing untuk supaya bisa mengenal siapa diri kita. Maka saya sangatlah bersyukur dapat bertemu orang seperti beliau.

Tidak hanya itu, Umi Widya juga pernah memberikan saya peluang untuk bisa mengikuti seleksi Paskibraka, lagi-lagi awalnya saya juga meragukan hal tersebut. Karena, kenapa tidak, saya sama sekali tidak mengerti PBB (Pasukan Baris Berbaris) pada saat itu. Namun, saya terus ditekankan untuk supaya bisa mengikuti seleksi itu. Beliau mungkin berharap, agar saya bisa menjadi salah satu peserta Paskibraka yang akan diadakan pada 17 agustus tahun itu. Namun, hal itu tak sesuai ekspektasinya, saya gagal pada seleksi yang memang saya sendiri tidak mengerti, akan tetapi sebelumnya memang saya sudah mempelajari seputar PBB. Qadarullah, saya hanya bisa meminta maaf kepadanya, karena hanya bisa sampai dititik itu. Namun, ia masih selalu mengingatkan saya untuk jangan menyerah, coba lagi, terus mencoba sampai pada titik penghabisan. Begitu katanya, saya hanya bisa mendengar dan ingat apa yang selalu ia katakan kepada saya untuk selalu bersemangat dalam hal apapun. Juga jangan pernah merasa diri kita ini tak layak untuk bisa jadi apa saja yang kita mau.



Pada kemudian hari, beliau mengusulkan nama saya untuk bisa mendapatkan beasiswa prestasi atas prestasi-prestasi yang saya miliki. Tidak hanya dari ajang nasyid, saya juga memiliki bakat dibidang olahraga sejak awal, yaitu olahraga voli. Beberapa pertandingan sudah saya lewati dan alhamdulillah mendapat hasil yang memuaskan. Hal itu disebabkan oleh dorongan orang-orang yang dulunya asing sekarang jadi sayang. Teruntuk semua guru saya yang pernah mengajar saya, terutama Umi Widya. Saya hanya bisa bilang terima kasih banyak atas semua pengajaran yang telah diembankan kepada saya pribadi. Mungkin, ada perilaku atau sikap yang tidak mengenankan hati kepada guru-guru saya, saya Suharya Wazni minta maaf. Saya berharap tulisan ini bisa sampai kepada masing-masing guruku yang memilki saksi mata sendiri dan senantiasa untuk bisa membaca tulisan yang alakadarnya ini, yang mungkin harap dimaklumin. I miss you all.

Sekian cerita dari saya, sampai jumpa di story selanjutnya. Buat para teman-teman Surya Punya Cerita, yuk sama-sama saling sharing cerita. Bisa tuangkan like bila suka, dan jangan lupa komen dengan mengekspresikan diri masing-masing dari teman-teman setelah membaca tulisan saya. Jangan lupa selalu berpikir positif, jadikan diri sebagai ajang untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Komentar

  1. lek gak ada guru laen.... Cuma satu yang lo sukak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak lek, cuman lebih dominan yang kuceritakan

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer