Sistematika Filsafat dan Sains

 

Oleh: Suharya Wazni; 0101.22.0019


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada pembahasan kali ini, saya akan meneruskan pembahasan-pembahasan yang sudah saya buat di blog saya sebelumnya. Dengan mengkaitkan 3 hal aspek penting dalam Ilmu Filsafat dan Sains. Untuk itu mari sama-sama belajar mengenai 3 hal tersebut.

 


Di dalam Filsafat Ilmu, Sains dan Mistik, masing-masing memiliki makna dan pengetahuan yang tentunya berbeda-beda. Akan tetapi, ketiganya memiliki aspek yang sama yaitu Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Yang mana pada setiap Ilmu mestinya berbeda dari segi 3 aspek penting tersebut. Namun, yang menjadi Induk pada sebuah pengetahuan ialah Filsafat itu sendiri. Sehingga, Saya berkenan akan mengulagi atau menjelaskan kembali makna dari aspek penting tersebut.

1.     Ontologi : Hakikat (aspek utama dalam sebuah ilmu), artinya ialah suatu hal yang dapat dikatakan sebagai objek untuk menuju kepada pengetahuan-pengetahuan berikutnya. Ketika seseorang sudah mengetahui objek, maka langkah selanjutnya ia dapat berfikir mengenai suatu objek tersebut sehingga muncullah kepada tahap aspek yang kedua

2.     Epistemologi : Cara (pengalaman) artinya adalah suatu sistem yang berada pada sebuah ilmu atau kerja yang dilakukan dengan cara penelitian-penelitian ilmu. Epistemologi juga dapat disingkat menjadi Epistem yang berarti bereproduksi atau berkembang. Kemudian di resap melalui pemikiran-pemikiran dengan berbabagi metodologi, penelitian dan cara seseorang sampai kepada sebuah nilai.

3.     Aksiologi : Penerapan (nilai-nilai) artinya ialah pemanfaatan dari sebuah pengetahuan berdasarkan nilai-nilai. Contoh dalam Saintifik, yaitu mengacu pada tiga tahap yaitu Eksplanatori (penjelasan), Proyeksi (pemantauan) dan Controling (pengendalian).

 

Apa makna Ontologi Filsafat dan Sains?

Ontologi Sains adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat dan struktur sains. Yang mana, hakikat sains adalah menjelaskan dan menjawab pertanyaan apa sains itu sebenarnya dan yang dikatakan struktur sains adalah tentang cabang-cabang sains.

Ontologi Filsafat adalah bagian pokok yang terdapat pada filsafat itu sendiri, mempersoalkan hakikat kebenaran segala sesuatu yang ada serta membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Pada intinya adalah sebuah objek yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang belum terpecahkan sampai kepada sesuatu yang hakikat dengan kata lain konkret.

 

Lalu apa yang menjadi pembeda bagi Sains dan Empiris berdasarkan Ontologinya?

Sains secara ontologi memiliki keterbatasan sedangkan Empiris memiliki keterukuran sehingga disebut dengan Positivisme. Dapat dikatakan bahwa sains itu empiris (pengetahuan yang dapat ditangkap oleh panca indra) atau kata lain suatu pengalaman yang nyata. Contoh pada salah satu hadits Rasulullah yang berkata “Sholatlah sebagaimana engkau nampak aku sholat”. Maka dari itu, agama lebih kepada aspek empiris karena menyatakan pada suatu hal yang tampak oleh panca indra (pengalaman).

 

Lantas, bagaimana manusia bisa menyelesaikan kehidupannya?

Manusia bisa menyelesaikan kehidupannya dengan 4 tahap, yaitu:

1.     Manusia mampu mengatur dirinya sendiri dengan akal sebagai alat atau media (Humanisme)

2.     Dengan cara berfikir dan mengatakan bahwa akal itulah alat pencari (Rasionalisme)

3.     Lalu, dengan mengandalkan Panca Indra/fisik atau pengalaman (Empirisme)

4.     Dan yang terakhir adalah terukur dan beraturan dengan mengambil kebenaran dari pengalaman (Positivisme).

 

Bagaimana prespektif Islam dengan mengkaitkan 3 aspek tersebut?

-     Ontologi : Keesaan Allah Swt/Tauhid (Akidah)

-     Epistemologi : Amal-amal ibadah (Syariat)

-     Aksiologi : Perilaku (Akhlak)

 

Sekian penjelasan yang dapat dipaparkan, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan makna mohon dimaafkan. Barakallahu fiik, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

“Bukan orang sukses yang membuat kebahagiaan, tetapi orang bahagialah yang membuat kesuksesan” - Dr. H. M. Rizal Akbar, M.Phil

Komentar

Postingan Populer