Dia
Assalamualaikum
Persembahan cerita singkat yang telah ku rajut sedemikian rupa tentang alur lika-liku problematika dan berharap semua akan baik-baik saja sebagaimana yang telah di skenario oleh nya - Allah Azza Wa jalla
Manakala pertemuan yang tak diduga membuat hati berbelah dua dengan separuh untuknya dan separuh lagi tersimpan di dada. 2022 adalah tahun pertemuanku dengannya di dalam satu ranah yang awalnya memiliki tujuan dan niat yang sama. Sama-sama untuk belajar, sama-sama untuk bisa jadi manusia yang manusia, sama-sama menempuh jalan yang sama dan sama-sama memiliki perasaan yang tidak disangka-sangka bisa bertemu disatu titik yang serupa.
Hati tidak pernah kalah, takdir tidak pernah salah. Jika ia membuatku menjadi berubah saat itu, segala hal yang tidak terduga pun diterima oleh nya. Rasa sakit, rasa kecewa itu muncul tanpa kata. Semua menyatu dalam pikiran yang tiada taranya. Meskipun begitu, suka tidak suka engkau bisa melewati semuanya atas apa yang telah ku perbuat diwaktu kita telah bersama. Maafkan aku.
Kau baik, aku jahat
Ya, itulah adanya
Segala kebaikan dan keburukan pasti dimiliki oleh tiap-tiap insan. Kita punya rencana tapi Allah punya kuasa. Maka ketika dua manusia yang saling suka sebelum waktunya, maka tidak ada artinya selain berdoa.
Pertemuan itu merupakan pertemuan yang berarti buatku tapi tidak bagi mu. Bagi mu ialah sia-sia belaka. Ketika engkau tahu akan diriku yang penuh ketidakjelasan dan kepastian serta kesemena-menaan hingga tahun ke tahun sudah berlalu tanpa kesadaran. Maka, engkau pun berhak lelah, engkau pun berhak pergi, engkau pun berhak atas apa yang sebaiknya kau buat dengan menutup segala hal tentang aku.
Meski pertemuan itu singkat tapi banyak makna dan bahkan terasa akan bahagianya. 2023 pun tiba membawa sedikit keraguan dan problematika hebat. Sesak, sakit, gelisah selalu melanda di fikiran satu sama lain. Kebingungan akan petunjuk yang belum Allah anugerahkan. Bersabar dengan segala hal yang ada. Menguji dengan hal-hal yang mungkin buat syok didada dan berharap semua pasti ada jalannya. Sampai pada tiba masa Allah telah memberikan hal yang sama-sama kita harapkan. Ya... HIDAYAH
Sesuatu yang didasari dengan kesabaran pasti berakhir indah. Aku hanya ingin berubah untuk nya bukan untuk kamu. Tapi, Allah tak pernah menghilangkan perasaan ini untuk kamu. aku tau segala luka, segala hal yg membuat kamu kecewa tidak mudah dan aku rasa emang sulit untuk jadi diri kita yg sekarang, tapi tidak dengan dirimu. Aku hanyalah sebagai pelaku yg tidak ingin kembali ke masa lalu yg terlalu tak bermoral dan tak berperilaku, semoga aku ga terbujur kaku dalam menerima bentuk-bentuk yg pernah kamu terima kala itu.
Sebuah makna mendalam, menusuk jiwa sampai hingga kalam dan tidak diduga oleh kita sebagai insan, suatu hal yang tadinya dianggap bahagia berakhir dengan karam. Hati adalah salah satu alat yang tidak bisa dipermainkan dan sangat sensitif bagi kita bahwa alat tersebut pada kenyataannya adalah ketetapan Tuhan.
Mungkin kalimat ini terdengar dan terlihat aneh bahkan alay bagimu, akan tetapi dari banyaknya cara yang aku lakukan padamu selalu salah dan terasa jemu, tapi aku selalu yakin bahwa Allah maha tahu tentang isi hati hamba-hamba-nya yang tidak lepas dari ketergantungan pada-nya dengan selalu berdoa dan tawakkal akan setiap kejadian, peristiwa, tragedi yang terjadi baik pada saat ini, nanti, maupun masa lalu.
Kisah ku dengannya bukan lagi tentang percintaan tapi tentang kedewasaan, bagaimana arti kesetiaan, pembelajaran dan penuh merangkup segala hikmah dalam skenario Tuhan. Cerita ini singkat tapi tidak se singkat kenangan dan perasaan ku dengan seseorang yang saat ini masih ku raih dalam diam dan doa serta berharap akan terjadi keajaiban Tuhan yang diharapkan bagi hamba-hambanya yang memiliki impian.
“ Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” - Imam Syafi’i
Komentar
Posting Komentar